189 research outputs found

    Analisis Stratigrafi Daerah Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo

    Get PDF
    Kondisi geologi yang khas, lengkap dan kompleks menjadi daya tarik penelitian di daerah Tanjung Kramat. Terlebih sampai saat ini hanya terdapat peta geologi regional berskala kecil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi geologi dalam menentukan hubungan stratigrafi litologi yang ada di daerah penelitian sehingga dapat diketahui sejarah geologinya. Metode penelitian yang dipakai kualitatif dan kuatitatif terdiri dari penelitian lapangan, pekerjaan laboratorium, pengolahan dan analisis data serta pelaporan. Seluruh kegiatan di atas merupakan satu rangkaian yang tak dapat dipisahkan. Metode geologi stratigrafi dan petrologi merupakan kunci dalam mengetahui segala proses yang terjadi pada batuan mulai dari batuan terbentuk hingga menempati posisi seperti sekarang. Hasil penelitian menunjukan geomorfologi daerah penelitian Kelurahan Tanjung Kramat Kecamatan Hulonthalangi Kota Gorontalo merupakan satuan perbukitan patahan. Ciri satuan ini memiliki relief perbukitan dengan kemiringan curam dengan genesa utama patahan nampak dari kelurusan garis kontur. Analisa stratigrafi hubungan Satuan Batuan Lapili Tuf dengan Satuan Batugamping Terumbu (Kalsirudit) adalah ketidakselarasan (unconformity). Hasil pengukuran bidang ketidakselarasan adalah N 95o E/23o SW. Hubungan stratigrafi daerah penelitian terkait dengan sejarah geologi, pertama kali diendapkan Satuan Batuan Lapili Tuf sekitar umur Pliosen Akhir sampai Pleistosen Awal (1,8 juta tahun lalu) dengan lingkungan pengendapan laut dalam. Kemudian mengalami pengangkatan (tektonik), lingkungan pengendapan menjadi lingkungan laut dangkal sekitar 10.000 tahun (berumur Pleistosen Akhir). Hal ini dicirikan dengan diendapkannya Batugamping Terumbu (Kalsirudit) yang berlangsung sampai saat ini (berumur Holosen)

    Daya Dukung Sedimen Dasar Laut di Perairan Pelabuhan Cirebon dan Sekitarnya

    Full text link
    Daya dukung sedimen dasar laut dan aspek keteknikan pada perencanaan pengembangan pelabuhan Cirebon lebih ditekankan pada faktor geoteknik, geofisika dan oseanografi. Pada saat pasang arah arus cenderung ke arah selatan dan baratdaya, sedangkan pada saat surut cenderung ke arah utara dan timurlaut dengan kecepatan rata-rata maksimum 0.11 m/detik dan minimum 0.08 m/detik. Morfologi dasar laut di perairan pelabuhan Cirebon sangat landai bervariasi antara - 6,5 m (LWS) dan -8.00 m, sedangkan kolamnya sendiri antara 0.00 -2.00 m, Daya dukung tanah pada kedalaman 18.00 - 27.00 m dari LWS di bagian atas diselingi oleh pasir lepas hingga lempung pasiran merupakan tanah bersifat lunak (soft) dengan N SPT = 22 hingga 32 tumbukan (blows). Data sondir di sekitar lokasi dermaga menunjukan nilai harga Qc = 2-4 kg/cm2 pada kedalaman 2.00-11.50 m dan nilai Qc > 150 kg/cm2 dijumpai pada kedalaman 14.00-15.50 m. Sedangkan lapisan bawah di daerah Astanajapura pada kedalaman lebih dari 20.00 meter tertumpu pada pasir, padat, keras, nilai SPT antara 35 hingga lebih dari 50 tumbukan. Analisis mineral lempung yang ada di daerah selidikan memperlihatkan bahwa lempung monmorilonite sangat dominan dan diketahui bahwa tanah yang mengandung monmorilonite sangat mudah mengembang oleh tambahan kadar air sehingga tekanan pengembangannya dapat merusak struktur bangunan pondasi. Bottom sediments bearing capacity on Cirebon harbor development planning are focused on Geotechnique, geophysical and oceanographically aspects. During tidal spring, current tend to the south and southwest wards and during the neap tide tend to the north and northeast with mean maximum velocity was 0.11 m/sec and minimum velocity was 0.08 m/sec. The sea floor morphology in the Cirebon harbor waters is slightly gentle and the water depth varies from -6.5 to 8.5 m (LWS), while the depth of the pond itself are between 0.00 to -2.00 meters. The bearing capacity from SPT (Standard Penetration Test) at depth between 18.00 - 27.00 m are composed of loose sand to sandy clay, soft, with (N) SPT values about 22 to 32 blows. Sondir data obtained at depth 2.00 - 11.50 and Qc value about 2 - 4 kg/cm2 while at depth 14.00 m to 15.50 m Qc value data about more > 150 kg/cm2 was found at depth more than 20.00 meters. The lower part layers in Astanajapura are composed of sand, dense, hard, with SPT value data obtained are 35 to more than 50 blows. Clay mineral analysis showed montmorilonite is dominant in this survey area. So that very easy to swell and will influenced the foundation structure construction

    Maintaining harmony : how religion and culture are interwoven in managing daily diabetes self‑care

    Get PDF
    The lingering culture among Javanese people cannot be separated from religion, influencing how they perceive any factors that might play a role in managing any health condition. This present study aimed in exploring the perceptions and experiences of religion and culture in performing daily self-care among Javanese Muslim with type 2 diabetes. A qualitative study with thematic content analysis method utilizing in-depth semi-structured interviews was undertaken to explore the perceptions and experiences of Javanese Muslim with diabetes managing their daily self-care activity. Convenient samples of 24 participants were selected to gain a richer understanding of self-care activity. The study identified one main theme of ‘maintaining harmony’ with comprised of two sub-themes: ‘surrender and accept’, and ‘keep trying and leave the rest to Allah, a concept of tawakkal’. The first sub-theme consists of categories of: nerimo ing pandum, or accepting with sincerity, and tepo seliro, or being tolerance with others. The second sub-theme consists of three categories: being independent, social ties, and embracing Allah. The study also reveals the importance of Pengajian and Persadia as social resources in enhancing the capability to better self-care the condition. Thus, it also reveals the need to further develop diabetes education programmes in collaboration with religious leaders and health professionals to promote self-care to complement religious practice: Tawakkal or ‘Keep trying and leave the rest to Allah’

    Penciptaan Destination Branding Keraton Kasunanan Solo sebagai Upaya Meningkatkan Minat Kunjungan Wisatawan Domestik

    Full text link
    Surakarta is known as a cultural heritage that has very diverse objects of historic legacy in the Middle East with the cultural diversity of the square as the influence of the phenomenon alkuturasi 3 Budaya.Timbulnya shift cultural values embodied in the philosophy that there is The square Hardiningrat. Because it takes a creation of a destination Branding Profile Books square Hardiningrat. To raise the cultural values such as the meaning, culture, philosophy and mythology contained in square Hardiningrat an effort to increase the interest of domestic tourists. Creation is based on the observation, interview and study the existing keyword menggunakansudut view the literature study, the aesthetic, social and cultural self-image and cultural products. By using the analytical method, which is supported by qualitative indicators STP and USP (Unique Selling Proposition) got "special trip to visit "as a design concept. "Luxury square Hidden In "as the title of a book by point of interest photographic illustrations, implemented on the creation of the work. To determine the effectiveness, feasibility and appropriateness of the work, the results of the test design with a Likert scale questionnaire with given on 111 respondents. Correlation analysis of the results of testing the design , it was found that all of the statements questionnaire correlated design testing , we found that all of the statements questionnaire has a significant correlation to be able to fulfill the purpose of the book with the loading of the statement , and the mean between 242-362 4 , 27- 4.6

    Identifikasi Kesesuaian Lahan untuk Relokasi Permukiman Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Banjarnegara)

    Full text link
    Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7o12'–7 o 31' Lintang Selatan dan 109 o 29'- 109 o 45'50” Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Banjarnegara adalah kabupaten yang memiliki kawasan pegunungan dengan kerawanan tanah bergerak maupun longsor cukup tinggi. Salah satu bencana yang ada adalah tanah begerak. Tanah bergerak yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara menyebabkan lumpuhnya perekonomian, kerusakan bangunan, korban jiwa serta kehilangan harta benda. Oleh karena itu, diperlukan diperlukan upaya-upaya yang komprehensif untuk mengurangi risiko bencana alam, antara lain yaitu dengan melakukan kegiatan mitigasi berupa relokasi.Permukiman yang akan direlokasi adalah permukiman yang terletak pada daerah sangat rentan tanah bergerak dan memiliki daerah yang luas serta tingkat kepadatan yang tinggi. Sedangkan penentuan posisi relokasi yang tepat melibatkan enam parameter kesesuaian lahan permukiman yaitu kerawanan longsor, kelerengan, jenis tanah, penggunaan lahan, hidrogeologi dan aksesibilitas. Penelitian ini menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process dalam penentuan nilai bobot tiap parameter yang kemudian dilakukan klasifikasi nilai kesesuaian lahan dengan interval 0-30 sebagai lahan tidak sesuai, 30-70 sebagai lahan kurang sesuai dan >70 adalah lahan sesuai untuk relokasi. Permukiman terdampak bencana tanah bergerak teridentifikasi sejumlah 88 titik dengan total luas sebesar 196 Ha atau 0,114 % dari total luas permukiman di Kabupaten Banjarnegara yang tersebar di bagian utara wilayah Kabupaten Banjarnegara. Sedangkan hasil pengolahan kesesuaian lahan permukiman didapatkan luas lahan dari tiap klasifikasi yaitu tidak sesuai relokasi 8,72% atau 10.019,274 Ha, kurang sesuai relokasi 59,26% atau 68.123,307 Ha dan lahan sesuai relokasi 32,03 % atau 36.816,024 Ha. Lahan pada kelas sesuai merupakan daerah yang akan dijadikan lahan relokasi.Pemilihan posisi relokasi terhadap permukiman terdampak bencana tanah bergerak yaitu dengan melakukan analisis kedekatan antar keduanya yang menghasilkan jarak rata rata perpindahan adalah 1,5 KM, dengan jarak terpendek yaitu 92 meter yang terdapat pada Kecamatan Kalibening dan jarak perpindahan terpanjang adalah titik di Kecamatan Pandanarum dengan sebesar 6,21 KM

    Karakteristik Mortar Dan Beton Geopolimer Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo

    Full text link
    Penelitian ini membahas pengaruh ukuran partikel lumpur, molaritas alkaline activator NaOH, dan lama suhu curing pada mortar geopolimer berbahan dasar lumpur Sidoarjo. Variasi lama penggilingan yakni 2 jam, 4 jam, dan 8 jam dengan kehalusan lumpur harus di bawah 63μm. Analisa terhadap lumpur dilakukan dengan tes X-Ray Fluorescence (XRF) dan Particle Size Analysis (PSA). Variasi molaritas NaOH yaitu 8M, 10M, dan 12M, sedangkan variasi waktu curing yakni 6 jam, 12 jam, dan 24 jam dengan suhu 110°C. Pengujian kuat tekan mortar dilakukan pada benda uji berbentuk kubus ukuran 5x5x5 cm3 pada usia 7 hari, sedangkan pemeriksaan kelecakan dilakukan dengan menggunakan flow table. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada usia 7,14 ,dan 28 hari. Dari pengujian tersebut didapat bahwa komposisi mortar yang paling optimal adalah dengan ukuran kehalusan butiran <63 μm, molaritas NaOH 8M, dan waktu curing 24 jam. Hasil campuran optimal mortar tersebut digunakan untuk mix design beton geopolimer untuk diteliti karakteristiknya yang meliputi kuat tekan, shrinkage, dan setting time. Pada beton geopolimer, kuat tekan meningkat seiring dengan pertambahan usia beton, sedangkan shrinkage tidak mengalami pertambahan setelah 16 hari pengujian

    Pengaruh Taraf Protein Dan Lisin Ransum Terhadap Performans Produksi Ayam Kampung (Effect of Dietary Protein and Lysine Level on the Production Performance of Native Chicken)

    Full text link
    This research aimed to examine level of dietary protein and lysine which is optimum for native chicken performance. Parameters measured were feed consumption, body weight gain, feed conversion, carcass percentage, and meat bone ratio. The research used completely randomized design in 2 x 3 factorial pattern with dietary protein level as the first factor and lysine level as the second factor. Each treatment had 4 replications with 10 heads per trial unit. Treatments applied were P1L1 (protein level 17% + lysine addition 0.6% of diet), P1L2 (protein level 17% + lysine addition 0.7% of diet), P1L3 (protein level 17% + lysine addition 0.8% of diet), P2L1 (protein level 14% + lysine addition 0.6% of diet), P2L2 (protein level 14% + lysine addition 0.7% of diet), P2L3 (protein level 14% + lysine addition 0.7% of diet). The treatment was started to be offered from 1-day-old and completed when the chicken were 12-week-old. The data was analyzed using F test to determine the effect of treatment, continued with Duncan's multiple range test at 5% probability level if any significant effect was found. The results showed no effect of the interaction between dietary protein and lysine on feed consumption, body weight gain, feed conversion, carcass percentage, and meat bone ratio. Based on the results, it was concluded that lysine addition was not give significant effect on native chicken performance

    Vehicle Tracking to Determine Position in The Parking Lot Utilizing CCTV Camara

    Get PDF
    Traveling to a place using a private vehicle is an activity that many people do when visiting an area. The visitors leave their cars in several parking lots within a certain period. The resulted, them having difficulty finding vehicles in the parking lot. This study aims to assist parking service users in finding cars parked at the parking location using CCTV cameras. Apart from being used as a security system, cameras have installed in the parking lot can also be used to track the visitor's cars to the point where they park. The proposed method consists of three large blocks: background subtraction, vehicle recognition, and vehicle tracking. Results this study obtained in the test include the accuracy for the vehicle tracking process of about 91.5%, with a true positive rate of approximately 81.12%, and vehicle recognition about 70%
    corecore